– Limbah organik merupakan limbah yang berkaitan dengan zat yang berasal dari makhluk hidup hewan atau tumbuhan seperti minyak dan batu bara. Banyak limbah organik yang bisa dimanfaatkan dan menghasilkan keuntungan yang tinggi. Di mana dibuat dengan berbagai macam karya kerajinan. Salah satu limbah organik yang bisa dijadikan karya kerajinan adalah limbah kulit jagung. Tanaman jagung tumbuh hampir di seluruh daerah di Indonesia dan sudah menjadi salah satu komoditas penting bagi masyarakat. Dikutip dari jurnal Pemanfaatan Limbah Kulit Jagung untuk Produk Modular dengan Teknik Pilin 2015 karya Artarita Ginting, kulit jagung merupakan salah limbah rumah tangga dari industri kecil yang jumlahnya berlimpah namun kurang optimal dalam pemanfaatannya. asilkan limbah kembali. Masyarakat pada umumnya memanfaatkan limbah kulit jagung sebagai pembungkus makanan tradisional dan berbagai kerajinan tangan yang menarik. Dikutip dari buku Teknologi Papan Komposit Diperkuat Serat Kulit Jagung 2019 karya Nasmi Herlina, potensi limbah kulit jagung yang berkesinambungan, murah, dan berlimpah perlu dikembangkan lagi pemanfaatannya dan sifat-sifatnya masih perlu diselidiki. Limbah dari tanaman jagung bisa dari batang, daun, kulit, dan buah sebagian besar adalah bahan berlignoselulosa. Limbah kulit jagung memiliki struktur berpori, kuat, dan ringan. Kondisi unik dari serat kulit jagung ini dikarenakan sifat kimia dari serat yang sebagian besar adalah bahan berlignoselulosa. Cara mengolah kulit jagung Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemdikbud, kulit jagung merupakan limbah organik basah, karena memiliki kandungan air yang tinggi. Cara pengolahannya dengan proses sederhana dan relatif mudah yaitu dengan panas matahari hingga kering. Setelah kering kulit jagung dapat diwarnai, lalu dikeringkan, dan diseterika agar lembarannya dapat terlihat lebih halus dan rata agar mudah dibentuk. Dalam membentuk kulit jagung menjadi karya memangperlu ketekunan. Sehingga akan dapat dihasilkan karya kerajinan yang bagus dan menarik. Contoh produk kerajinan kulit jagung Kulit jagung dapat dibuat menjadi berbagai karya seperti bunga, boneka, hiasan pensil, penghias wadah, bingkai foto, sandal, anyaman untuk keranjang atau tas, dan bentuk kerajinan lainnya. Contoh produk kerajinan kulit jagung Kulit jagung dapat dibuat menjadi berbagai karya seperti bunga, boneka, hiasan pensil, penghias wadah, bingkai foto, sandal, anyaman untuk keranjang atau tas, dan bentuk kerajinan lainnya. Proses pembuatan kerajinan hiasan pensil – Buat kepala – Gunting baju – Pasang pola pada pensil – Pasang rambut, tangan dan mata – Jadilah pensil hias Bahan yang digunakan membuat kerajinan dari limbah kulit jagung – Cat – Lem tembak – Gunting – Seterika Sumber Kompas Produk kerajinan dari bahan limbah organik yang dimaksud adalah limbah organik basah dan kering. Limbah organik cukup banyak di lingkungan kita. Misalnya saja kulit jagung, batok kelapa, sisik ikan, dan kertas bekas. Banyak warga masyarakat yang sudah memanfaatkan limbah organik ini sebagai produk kerajinan. Teknik pembuatannya pun bervariasi. Temuan-temuan desain produk kerajinan dari limbah organik selalu bertambah dari waktu ke waktu. Ini dikarenakan semakin banyak orang yang perhatian terhadap pemanfaatan limbah organik sebagai produk kerajinan. Pembuatan produk kerajinan di setiap wilayah tentunya berbeda dengan wilayah lainnya. Masing-masing daerah memiliki ciri khas kerajinan yang menjadi unggulan daerahnya. Hal ini tentu dikarenakan sumber daya limbah organik dari masing-masing daerah berbeda. Daerah pembuatan produk kerajinan limbah organik antara lain di daerah pantai/pesisir, daerah pegunungan, daerah pertanian, dan daerah perkotaan. Di bawah ini merupakan penggolongan hasil limbah organik dilihat dari kondisi wilayahnya, yaitu Daerah pesisir pantai/laut. Limbah organik yang banyak tersedia adalah cangkang kerang laut, sisik ikan, tulang ikan, tempurung kelapa, sabut kelapa, dan lainnya. Daerah pegunungan. Limbah organik yang banyak dihasilkan di daerah ini adalah kulit buah-buahan yang bertekstur keras seperti salak, durian; kulit pete cina, dan lainnya. Daerah pertanian. Limbah organik yang didapat pada daerah ini adalah jerami padi, kulit jagung, batang daun singkong, kulit bawang, dan lainnya. Daerah perkotaan Limbah yang dihasilkan di daerah perkotaan biasanya kertas, kardus, kulit kacang, kulit telur, kayu, serbuk gergaji, serutan kayu, dan lainnya. Proses Pengolahan Bahan Limbah Organik Untuk dapat menggunakan limbah organik menjadi barang kerajinan dibutuhkan proses pengolahan limbah tersebut. Limbah harus diolah terlebih dahulu sebelum digunakan. Proses pengolahan masing-masing bahan limbah organik secara umum sama. Pengolahan dapat dilakukan secara manual maupun menggunakan mesin. Prosesnya yaitu a. Pemilahan bahan limbah organik Sebelum didaur ulang bahan limbah organik harus diseleksi terlebih dahulu untuk menentukan bahan mana yang masih dapat dipergunakan dan mana yang sudah seharusnya dibuang. Pemilahan bahan dapat dilakukan secara manual dan disesuaikan dengan tujuan penggunaan bahan yang telah dirancang. Bagian-bagian yang tidak bisa digunakan untuk membuat kerajinan dapat digunakan untuk keperluan yang lain. b. Pembersihan limbah organik Limbah organik yang sudah dipilih tersebut harus dibersihkan dahulu dari sisa sisa bahan yang telah dimanfaatkan sebelumnya. Misalnya saja kulit jagung, maka kulit jagung harus dipisahkan dari tongkol dan rambutnya. Lalu apakah tongkol dan rambutnya juga akan didaur ulang atau tidak itu tergantung dari perancangan produk. Sisik ikan harus dicuci dan dihilangkan bau amisnya sebelum digunakan. c. Pengeringan Bahan limbah organik yang sifatnya basah harus diolah dengan cara dikeringkan di bawah sinar matahari langsung, agar kadar air dapat hilang dan bahan limbah dapat diolah dengan sempurna. Pengeringan dilakukan untuk menjaga agar produk kerajinan yang akan dibuat menjadi lebih awet dan tidak terkena jamur ataupun bakteri yang dapat berkembang pada bahan organik tersebut. d. Pewarnaan Pewarnaan pada bahan limbah organik yang sudah kering merupakan selera dan disesuaikan dengan rancangan kerajinan yang akan dibuat. Jika dalam desain diperlukan bahan limbah yang diberi warna maka bahan limbah perlu diwarnai terlebih dahulu sebelum diproses sebagai produk kerajinan. Pewarnaan ini juga dapat menambah keindahan barang kerajinan yang akan dibuat. Proses pewarnaan yang umum dilakukan pada bahan limbah organik basah adalah dengan cara dicelup atau direbus bersama zat warna tekstil agar menyerap. Sedangkan bahan limbah organik kering dapat diwarnai dengan cara divernis/dipolitur, dapat pula dicat menggunakan cat akrilik atau cat minyak. Misalnya saja pada bahan kerajinan tempurung kelapa dapat menggunakan vernis. e. Pengeringan setelah pewarnaan Setelah diberi warna, bahan limbah organik harus dikeringkan kembali dengan sinar matahari langsung agar warna pada bahan baku dapat kering sempurna tidak mudah luntur. Namun ada juga pengeringan yang sebaiknya menghindari sinar matahari. Contohnya pada bahan limbah sisik ikan. Sebaiknya limbah sisik ikan dikeringkan dengan cara diangin-anginkan saja. Jika dijemur di bawah terik matahri bentuk sisik ikan akan berantakan. f. Finishing sebagai proses akhir agar siap pakai Finishing merupakan merupakan kegiatan melapisi, memperindah, menutup, dalam penyelesaian akhir pembuatan barang kerajinan. Bahan limbah organik yang sudah kering dapat difinishing agar mudah diproses menjadi karya. Proses finishing juga berbagai macam caranya, seperti diseterika untuk limbah kulit agar tidak kusut, dapat pula digerinda, atau diamplas pada bahan tempurung kelapa. Produk kerajinan dari bahan limbah organik yang dimaksud adalah limbah organik basah dan kering. Limbah organik cukup banyak di lingkungan kita. Misalnya saja kulit jagung, batok kelapa, sisik ikan, dan kertas bekas. Banyak warga masyarakat yang sudah memanfaatkan limbah organik ini sebagai produk kerajinan. Teknik pembuatannya pun bervariasi. Temuan-temuan desain produk kerajinan dari limbah organik selalu bertambah dari waktu ke waktu. Ini dikarenakan semakin banyak orang yang perhatian terhadap pemanfaatan limbah organik sebagai produk kerajinan. Pembuatan produk kerajinan di setiap wilayah tentunya berbeda dengan wilayah lainnya. Masing-masing daerah memiliki ciri khas kerajinan yang menjadi unggulan daerahnya. Hal ini tentu dikarenakan sumber daya limbah organik dari masing-masing daerah berbeda. Daerah pembuatan produk kerajinan limbah organik antara lain di daerah pantai/pesisir, daerah pegunungan, daerah pertanian, dan daerah perkotaan. Di bawah ini merupakan penggolongan hasil limbah organik dilihat dari kondisi wilayahnya, yaitu Daerah pesisir pantai/laut. Limbah organik yang banyak tersedia adalah cangkang kerang laut, sisik ikan, tulang ikan, tempurung kelapa, sabut kelapa, dan lainnya. Daerah pegunungan. Limbah organik yang banyak dihasilkan di daerah ini adalah kulit buah-buahan yang bertekstur keras seperti salak, durian; kulit pete cina, dan lainnya. Daerah pertanian. Limbah organik yang didapat pada daerah ini adalah jerami padi, kulit jagung, batang daun singkong, kulit bawang, dan lainnya. Daerah perkotaan Limbah yang dihasilkan di daerah perkotaan biasanya kertas, kardus, kulit kacang, kulit telur, kayu, serbuk gergaji, serutan kayu, dan lainnya. Proses Pengolahan Bahan Limbah Organik Untuk dapat menggunakan limbah organik menjadi barang kerajinan dibutuhkan proses pengolahan limbah tersebut. Limbah harus diolah terlebih dahulu sebelum digunakan. Proses pengolahan masing-masing bahan limbah organik secara umum sama. Pengolahan dapat dilakukan secara manual maupun menggunakan mesin. Prosesnya yaitua. Pemilahan bahan limbah organikSebelum didaur ulang bahan limbah organik harus diseleksi terlebih dahulu untuk menentukan bahan mana yang masih dapat dipergunakan dan mana yang sudah seharusnya dibuang. Pemilahan bahan dapat dilakukan secara manual dan disesuaikan dengan tujuan penggunaan bahan yang telah dirancang. Bagian-bagian yang tidak bisa digunakan untuk membuat kerajinan dapat digunakan untuk keperluan yang Pembersihan limbah organikLimbah organik yang sudah dipilih tersebut harus dibersihkan dahulu dari sisa sisa bahan yang telah dimanfaatkan sebelumnya. Misalnya saja kulit jagung, maka kulit jagung harus dipisahkan dari tongkol dan rambutnya. Lalu apakah tongkol dan rambutnya juga akan didaur ulang atau tidak itu tergantung dari perancangan produk. Sisik ikan harus dicuci dan dihilangkan bau amisnya sebelum PengeringanBahan limbah organik yang sifatnya basah harus diolah dengan cara dikeringkan di bawah sinar matahari langsung, agar kadar air dapat hilang dan bahan limbah dapat diolah dengan sempurna. Pengeringan dilakukan untuk menjaga agar produk kerajinan yang akan dibuat menjadi lebih awet dan tidak terkena jamur ataupun bakteri yang dapat berkembang pada bahan organik PewarnaanPewarnaan pada bahan limbah organik yang sudah kering merupakan selera dan disesuaikan dengan rancangan kerajinan yang akan dibuat. Jika dalam desain diperlukan bahan limbah yang diberi warna maka bahan limbah perlu diwarnai terlebih dahulu sebelum diproses sebagai produk kerajinan. Pewarnaan ini juga dapat menambah keindahan barang kerajinan yang akan pewarnaan yang umum dilakukan pada bahan limbah organik basah adalah dengan cara dicelup atau direbus bersama zat warna tekstil agar menyerap. Sedangkan bahan limbah organik kering dapat diwarnai dengan cara divernis/dipolitur, dapat pula dicat menggunakan cat akrilik atau cat minyak. Misalnya saja pada bahan kerajinan tempurung kelapa dapat menggunakan Pengeringan setelah pewarnaanSetelah diberi warna, bahan limbah organik harus dikeringkan kembali dengan sinar matahari langsung agar warna pada bahan baku dapat kering sempurna tidak mudah luntur. Namun ada juga pengeringan yang sebaiknya menghindari sinar matahari. Contohnya pada bahan limbah sisik ikan. Sebaiknya limbah sisik ikan dikeringkan dengan cara diangin-anginkan saja. Jika dijemur di bawah terik matahri bentuk sisik ikan akan Finishing sebagai proses akhir agar siap pakai Finishing merupakan merupakan kegiatan melapisi, memperindah, menutup, dalam penyelesaian akhir pembuatan barang kerajinan. Bahan limbah organik yang sudah kering dapat difinishing agar mudah diproses menjadi karya. Proses finishing juga berbagai macam caranya, seperti diseterika untuk limbah kulit agar tidak kusut, dapat pula digerinda, atau diamplas pada bahan tempurung kelapa. Video
Produk kerajinan dari bahan limbah organik yang dimaksud adalah limbah organik basah dan kering. Limbah organik cukup banyak di lingkungan kita. Banyak orang yang sudah memanfaatkan limbah organik ini sebagai produk kerajinan. Teknik pembuatannya pun bervariasi. Temuan-temuan desain produk kerajinan dari limbah organik selalu bertambah dari waktu ke waktu. Ini dikarenakan semakin banyak orang yang perhatian terhadap pemanfaatan limbah organik sebagai produk kerajinan. Ciri Khas Kerajinan Limbah Organik Bedasarkan Wilayah Pembuatan produk kerajinan di setiap wilayah tentunya berbeda dengan wilayah lainnya. Dari daerah manakah kamu berasal? Masing-masing daerah memiliki ciri khas kerajinan yang menjadi unggulan daerahnya. Hal ini tentu dikarenakan sumber daya limbah organik dari masing-masing daerah berbeda. Di bawah ini merupakan penggolongan hasil limbah organik dilihat dari kondisi wilayahnya, yaitu 1. Daerah pesisir pantai/laut Limbah organik yang banyak tersedia adalah cangkang kerang laut, sisik ikan, tulang ikan, tempurung kelapa, sabut kelapa, dan lainnya. ii. Daerah pegunungan Limbah organik yang banyak dihasilkan di daerah ini adalah kulit buah-buahan yang bertekstur keras seperti salak, durian; kulit pete cina, dan lainnya. three. Daerah pertanian Limbah organik yang didapat pada daerah ini adalah jerami padi, kulit jagung, batang daun singkong, kulit bawang, dan lainnya. 4. Daerah perkotaan Limbah yang dihasilkan di daerah perkotaan biasanya kertas, kardus, kulit kacang, kulit telur, kayu, serbuk gergaji, serutan kayu, dan lainnya. Proses pengolahan masing-masing bahan limbah organik secara umum sama. Pengolahan dapat dilakukan secara manual maupun menggunakan mesin. Prosesnya yaitu a. Pemilahan bahan limbah organik Sebelum didaur ulang bahan limbah organik harus diseleksi terlebih dahulu untuk menentukan bahan mana yang masih dapat dipergunakan dan mana yang sudah seharusnya dibuang. Pemilahan bahan dapat dilakukan secara manual dan disesuaikan dengan tujuan penggunaan bahan yang telah dirancang. b. Pembersihan limbah organik Limbah organik yang sudah terseleksi harus dibersihkan dahulu dari sisa sisa bahan yang telah dimanfaatkan sebelumnya. Misalnya saja kulit jagung, maka kulit jagung harus dipisahkan dari tongkol dan rambutnya. Lalu apakah tongkol dan rambutnya juga akan didaur ulang atau tidak itu tergantung dari perancangan produk. c. Pengeringan Bahan limbah organik yang sifatnya basah harus diolah dengan cara dikeringkan di bawah sinar matahari langsung, agar kadar air dapat hilang dan bahan limbah dapat diolah dengan sempurna. d. Pewarnaan Pewarnaan pada bahan limbah organik yang sudah kering merupakan selera. Jika dalam desain diperlukan bahan limbah yang diberi warna maka bahan limbah perlu diwarnai terlebih dahulu sebelum diproses sebagai produk kerajinan. Proses pewarnaan yang umum dilakukan pada bahan limbah organik basah adalah dengan cara dicelup atau direbus bersama zat warna tekstil agar menyerap. Sedangkan bahan limbah organik kering dapat diwarnai dengan cara divernis/dipolitur, dapat pula dicat menggunakan cat akrilik atau cat minyak. east. Pengeringan setelah pewarnaan Setelah diberi warna, bahan limbah organik harus dikeringkan kembali dengan sinar matahari langsung agar warna pada bahan baku dapat kering sempurna tidak mudah luntur. f. Finishing sebagai proses akhir agar siap pakai Bahan limbah organik yang sudah kering dapat difinishing agar mudah diproses menjadi karya. Proses finishing juga berbagai macam caranya, seperti diseterika untuk limbah kulit agar tidak kusut, dapat pula digerinda, atau diamplas. Berikut adalah video Kerajinan Limbah Ciri Khas daerah pesisir pantai Baca Juga Prinsip Pengolahan Limbah Organik
ZB3LhF.